(bingung jwbnya. Dibilang kuliah, udah lulus S1. Dibilang kerja jg bukan,
orang g digaji. Akhirnya memutuskan...)
"Hmmm, saya masih kuliah.."
"Ooh, di mana?"
"Di fakultas kedokteran Unpad.."
"Wah, hebat donk! Udah pernah motong mayat?"
"Hmm, udah sih.."
"Gimana sih rasanya kuliah di FK?"
"Kuliah di FK itu ........"
Percakapan di atas adalah suatu template percakapan yg sangat mungkin terjadi antara variabel 'seseorang' (bisa jd orang tua teman, saudara, tetangga, atw bahkan orang yg kebetulan baru ketemu di jalan) dengan 'mahasiswa FK'.
Dr sini biasanya pembicaraan akan berlanjut dimana si penanya akan menggali informasi lebih dalam dan lebih dalam lg. Bagi sebagian orang, entah kenapa mahasiswa FK ini adalah "makhluk unik bin ajaib".
Betapa tdk, mahasiswa FK tdk jarang diserbu dgn pertanyaan "Udah pernah motong mayat?", "Udah pernah nyuntik orang?", "Kalo liat orang berdarah-darah gitu, serem g?", "Eh, ini kaki saya koq suka gatel-gatel, kenapa ya?", sampai dengan "Kamu udah punya pacar blm, kalau mau nanti tante kenalin sama anak tante..".
Dan kami (mahasiswa FK) tentu jarang bgt dpt pertanyaan seperti "Udah nyobain windows 7 blm? Saya udah coba tapi koq g stabil ya..", "Udah pernah ikut ke pengadilan blm? Menurut kamu gimana dasar hukum tentang kasus xxxx?", "Kak, aku bingung. Kenapa ya setiap angka yg dibagi 0 hasilnya jd tdk terdefinisi?", atau "Kalau kamu ngeliat harga saham naik-turun gitu, kamu jd merinding g?"
Dr pengalaman saya sendiri, orang bilang kuliah di FK itu susah dan super sibuk. Beberapa langsung dgn semena-mena memberi label 'berani' pd anak FK, lagi-lagi hubungannya dgn motong mayat (hey, kami bukan tukang jagal :p ). Beberapa orang bilang "Enak bisa masuk FK, gampang jd orang sukses nantinya" (gampang dari Hongkong!).
Beberapa orang mati-matian mau masuk FK, tapi g berhasil. Beberapa orang lain mati-matian g mau masuk FK, tapi dipaksa orang tuanya, dan sialnya, masuk dengan sukses. Sementara yg berhasil masuk krn keinginan sendiri (kaya' saya), mati-matian biar bisa survive di FK. Tapi percaya atau g, kami ini manusia biasa aja.
Tulisan cuma mau menceritakan bagaimana paradigma anak FK terhadap pendidikan kedokteran itu sendiri. Kesempatan langka, karena kami g pernah diberi waktu untuk mengungkapkan ini kecuali di tulisan diem-diem kaya' gini :p
Jadi, ternyata menurut anak-anak FK, kuliah di kedokteran itu .....
Kuliah kedokteran itu kaya' kerja jd satpam, jaga malam lg, jaga malam lg.
Kuliah kedokteran itu bagaikan bohongin anak kecil. Pagi hari kita bilang
ke pasien yg ada riwayat serangan jantung "Pak, jangan banyak makan yg
berlemak ya,, makan manisnya jg dikurangi". Eh, siangnya kita nongkrong
di McD, sorenya nongkrong di J-Co.
Kuliah kedokteran itu seperti menceburkan diri ke dlm lumpur hisap.
Awalnya cuma sedikit, lama-lama akan terhisap semuanya. Terus mulai
panik krn menyadari kita g bisa berbuat apa-apa.
Kuliah kedokteran itu seperti masuk ke dlm suatu garden maze, gampang
masuknya, susah keluarnya. Di dlmnya nyasar, banyak digigit serangga,
blm lg luka krn terkena ranting-ranting.
Kuliah kedokteran itu kaya' supir angkot, pergi pagi pulang sore/malem,
ikut macet-macetan di jalan, pantat panas, parahnya lg mesti bayar setoran
tiap 6 bulan.
Kuliah kedokteran itu mengalami menjadi kasta terendah di suatu sistem
kerajaan bernama rumah sakit. Cuma bisa nunduk-nunduk mohon ampun
sama orang yg kastanya lebih tinggi seperti si dokter galak, residen rese',
professor sadis, dan sebagainya.
Kuliah kedokteran itu layaknya diumpankan ke dlm sarang penyakit, dan
sistem imun kita bertarung sekuat tenaga agar terbebas dari penyakit itu.
Kadang ada yg gagal, terus kena gatel-gatel yg sembuh dlm beberapa hari,
atw terkena cacar yg mungkin sembuh dlm seminggu. Apesnya, kalau kena
jarum bekas penderita HIV/hepatitis?! Amit-amit jabang beibeh!!
Kuliah kedokteran itu belajar sok tau dlm membuat penelitian, padahal
boro-boro ngerti tentang apa yg diteliti. Apalagi harus belajar statistik pula!
Kenapa fakultas ilmu matematika g disuruh belajar patofisiologi penyakit?
G adil kan? Huhuhuhu.. *biasanya dgn nada ngomel*
Kuliah kedokteran itu serba salah, kalau diam pasti disuruh bicara, kalau
udah bicara ditanya apa dasarnya. Kalau bicara tanpa dasar, lebih baik g
usah bicara. Udah ada dasarnya aja masih mungkin dipertanyakan
kebenarannya.
Prihatin?
Silahkan. Tapi kami hidup bukan untuk dikasihani.
Ingin mengutuk fakultas kedokteran?
Nanti dulu..
Kalo tulisan di atas membuat yg baca ini membayangkan betapa menderitanya jd mahasiswa FK (dan membuat para mahasiswa FK menyadari bahwa subyek utama yg disebut 'menderita' dlm tulisan ini adalah Anda), silahkan baca yg berikut ini:
Kuliah kedokteran itu seperti mendapat tugas suci menggantikan rembulan
di malam yang gelap (tsaahh.. :p ). Kita bangun di malam hari saat semua
orang tidur, dan di suatu tempat di manapun di tanah air ini, ada orang yg
mengalami kesakitan parah sedang bersyukur krn kita masih terbangun
saat itu. Mungkin pasien itu akan berlalu begitu saja seiring berlalunya
malam, tapi mungkin keberadaan kita malam itu akan diingat terus oleh
si pasien.
Kuliah kedokteran itu seperti reminder gratis yg mengingatkan kita utk
selalu bersyukur krn kita bukan orang yg mengalami serangan jantung yg
sedang terbaring di tempat tidur, dan jg mengingatkan kita utk terus
menjaga kesehatan. Berapa orang sih yg saat ini sadar untuk menjaga
kesehatannya secara mandiri?!
Kuliah kedokteran itu kaya' nari di night club (sotoy, krn aslinya saya g
pernah nari di night club :p ). Kita g akan mau berhenti sebelum lagunya
habis. Lagian kita g pernah dugem sendirian kan?! Kalo kita mau melihat
sekeliling kita, banyak orang yg sama-sama nari dgn kita. Ok, emang
banyak jg yg g nari seniat kita,, tapi setidaknya malam itu kita bisa jd
dancing king/queen.
Kuliah kedokteran itu kaya' masuk k dlm garden maze, gampang
masuknya, susah keluarnya. Tapi selama tersesat di dlm kita bisa melihat
berbagai macam serangga dan bunga. Kita bisa foto-foto dan kita punya
sejuta cerita untuk dibagi ke semua orang kalo kita keluar nanti.
Kuliah kedokteran itu kaya' jd tokoh utama dlm sebuah game. Kita
berangkat tanpa tw apa yg akan dihadapi hari ini dan kita pulang setelah
melawan semua "musuh". Kaya' prinsip game, makin susah "musuh"nya
makin besar rewardnya! Ditambah ada kesempatan dpt rare item,
experience, dan gold yg banyak :p
Kuliah kedokteran itu seperti dpt kesempatan gratis buat cuci mata, liat
dokter dan residen yg ganteng dan cantik, sambil menahan sekuat tenaga
biar g pingsan terkena 'charming attack' waktu diajak ngomong ;)
Kuliah kedokteran itu g kalah hebat sama paranormal kenamaan negeri ini.
Liat pasien kurus, bertato, keluhan demam, kita bisa langsung bilang "B20!
Masuk kamar isolasi!" (B20 ini kode rahasiaa :p ). Kalo ada kesempatan
bisa jd bahan taruhan jg, contoh: "Taruhan traktir mie ayam di kantin,
pasien A itu kaya'nya HIV positif". (Hehehe..)
Kuliah kedokteran itu bikin kita jd kelihatan keren sejenak. Nanti kalo
udah selesai penelitian, kita udah punya 1 pernyataan maut kaya' gini:
"Dari hasil penelitian yg telah saya lakukan, ..." (Wess,,mantep kan?!) :D
Kalo suatu saat ada orang yg lg membicarakan tentang suatu topik yg
kebetulan kita teliti, bisa ikut diskusi dgn muka sombong dan seolah-olah
bilang, "Ini makanan saya bgt, saya udah pernah meneliti ini.
Dari penelitian yg saya lakukan, ..." (Tuh kan, beneran mantep)
Kuliah kedokteran itu membuat kita jd berpikir super kritis, apalagi saat ini
banyak bgt info hoaaxx yg beredar baik melalui SMS, e-mail, jejaring sosial,
sampai BBM. Misalnya gossip kalo mengkonsumsi udang dan vitamin C
bisa bikin meninggal. Apakah informasi tersebut benar?! Apakah sumber
data yg digunakan valid? Apa desain penelitian yg digunakan? Apa case dan
kontrol yg digunakan sesuai? Seberapa besar confidence intervalnya?
Apakah bisa dijelaskan secara ilmiah? Dgn kekritisan ini maka kita akan
lebih bijaksana dlm menerima informasi. (Dan CRP pun terasa sangat
berguna!) :D Hal ini bisa diterapkan g cuma dlm bidang kesehatan, tapi jg
dlm hal lainnya seperti menanggapi secara kritis seberapa bsr pengaruhnya
Ayu Ting Ting punya pacar terhadap kehidupan Anda?
(Sumpah poin ini g penting abis!!)
Jd gimana,, Selalu ada sisi indah di balik sisi buruk bukan?!
Kuliah kedokteran itu seperti melempar koin bergambar kegembiraan dan penderitaan. Persentase kemunculan tiap gambar adalah 50%. Tapi kalo mau belajar main secara cerdas, kita bisa meningkatkan persentase munculnya kegembiraan hingga 100%! ;D
** Dr tulisan yg menginspirasi & saya edit sesuka hati. hehe..